Cecep Kandar Sopyan, SH Dalam Kenangan


Hanura Memberinya Ruang

Cecep Kandar Sopyan, SH, pria yang dilahirkan di Sumedang, 24 November 1969 ini mengaku sangat terkejut dirinya bisa memasuki arena gedung wakil rakyat. Sebelumnya dia juga tidak pernah berpikir untuk menjadi seorang politisi

Suami dari Mamah Rostini yang punya anak Angga Nurani Sofyan dan Panji Sofyan ini tinggal di Blok Cibuluh RT 013/004 Ds. Tejamulya Kec. Argapura Majalengka. Dia punya riwayat pendidikan di SD Negeri Paseh I Sumedang Tahun 1977, SMP Negeri Legok Sumedang Tahun 1983, SMA Negeri 2 Sumedang Tahun 1986, STHB Bandung 1989.

Pengalaman kursus/diklat yang pernah diikuti antara lain Pendidikan Dasar Militer 1990, Latihan Kepemimpinan Mahasiswa 1991, penataran juru kampanye Golkar 2001-2004.

Cecep yang pernah bekerja di PT. Darma Sidha Sempana 1991-1997, PT. Quantum 200-2003 Tasikmalaya, Lembaga Bantuan Hukum Irgina Sumedang 2003-2004 dan Kantor Hukum Irgina Sumedang 2004-2006 dan Pemilik Cellqua 2002-sekarang. Dia juga pernah bekerja di PT. Pusri dan PT. Petro Kimia Gresik 2007.

Cecep kini bersama Partai Hanura siap berkiprah untuk masyarakat. "Saya siap beramanah dan bukti kerja saya bersama Hanura yang telah memberi ruang politik untuk saya," kilahnya.
Read more...

The Battle of Red Cliff


Salah satu film terbaik karya sutradara kelas dunia John Woo sudah tentu adalah The Battle of Red Cliff (2008), selain A Better of Tomorrow (1986). Nah, film The Battle of Red Cliff itu mengangkat kisah tokoh-tokoh sejarah yang populer melalui kisah Tiga Negara (Sam Kok), seperti Zhuge Liang, Cao Cao, Liu Bei dan sebagainya dalam sebuah perang yang menentukan pada akhir Dinasti Han.

Pada musim panas tahun 208 Masehi, sebuah pasukan Dinasti Han yang dipimpin perdana menteri Cao Cao (Zhang Feng-yi) dengan restu Kaisar Xian menyerang dua panglima perang wilayah selatan Sun Quan (Chang Chen) dan Liu Bei (You Yong) dengan alasan memerangi pemberontak. Liu Bei terpaksa melarikan diri dengan meninggalkan keluarganya yang terperangkap di belakangnya.

Seorang pahlawan berani Zhao Yun (Hu Jun) berusaha menyelamatkan keluarga Liu Bei namun hanya putra Liu Bei yang masih bayi bisa diselamatkannya. Penasehat dan ahli strategi ulung Liu Bei yang bernama Zhuge Liang (Takeshi Kaneshiro) mengirim misi diplomatik ke wilayah Wu Timur untuk menjalin aliansi antara Liu Bei dengan panglima Sun Quan untuk menghadapi invasi Cao Cao itu.

Pada mulanya Sun Quan ragu-ragu menghadapi Cao Cao, namun akhirnya setuju berkat kelihaian diplomasi Zhu Liang dalam acara perburuan harimau yang juga diikuti wakil Sun Quan, jenderal hebat Zhou Yu (Tony Leung) dan adik perempuan Sun Quan, Sun Shang-xiang (Zhao Wei) yang juga merupakan pemimpin perang. Kini aliansi Liu Bei dan Sun Quan harus teruji di medan perang jurang Chi Bi (Red Cliff) yang makin didekati pasukan Cao Cao dari darat maupun laut.  

Apa yang akan terjadi di medan perang tersebut? Bagaimana kedua belah pihak harus mengatur strategi dalam menghadapi lawan mereka? Jangan lewatkan tayangan sinema menarik The Battle of Red Cliff di layar kaca Indosiar. Selamat menyaksikan.(indosiar.com/Fachri)
Read more...

Lamunan Terakhir di Pasireungit



Sahabat...dalam catatan yang pernah kutulis..
aku tak pernah melewatkan namamu dalam setiap pemikiranku...dirimu hadir ketika kesempatan mataku terpejam dan saat ketika berdo'a...
Aku tak pernah tahu saat kita kecil hingga kita dewasa..selalu ada pertemuan dan perpisahan..
Rahasia alam yang dilewati begitu bermakna dan berkesan dalam hati..
Pasireungit yang indah..kampung sederhana yang banyak menyimpan kenangan yang jauh dan sangat mendalam..pohon kiara,selokan yang berliku dan teman-teman yang baik.
Bagiku semua sangat berarti dan sepanjang hayat di kandung badan..kau adalah panorama jiwaku..sahabatku..
yang sangat bermakna...Lamunan Terakhir yang akan di kenang sepanjang masa sampai aku menutup mata..
Read more...

Sahabat Masa Lalu...

Hari demi hari yang telah kita lewati penuh dengan warna-warni kehidupan yang menghiasi kebersamaan kita; canda, tawa, tangis, marah, kesal, dongkol, gregetan dan segala “sifat-sifat kemanusiaan” mengiringi kebersamaan ini. Ia menjadi warna-warni pelangi kebersamaan kita.

Bukan tanpa sebab Allah mempertemukan kita, karena segala yang ia ciptakan akan menjadi sebuah pelajaran bagi para “ulil albab”. Ya kebersamaan ini tercipta karena Ia ingin kita saling belajar dari satu dan lainnya, karena Ia ingin kita saling kita membagi dan berbagi segala yang kita miliki.
Read more...