Untuk Sdr Langit Kresna dari catatan Sapitri

yth sdr LKH
bangsa yang besar adalah bangsa yang belajar dari sejarahnya. kita harus akui bahwa kita diwarisi sifat saling merebut kekuasaan dengan berdarah2. tapi, penulisan fiksi berbasis sejarah adalah media yang bagus utk belajar tanpa membosankan. Tentunya, subyektifitas penulis akan sangat besar untuk itu. seperti juga mengenai PERANG BUBAT.
saya sudah membaca GAJAH MADA: PERANG BUBAT. saya setuju sepahit apapun sejarah, kita harus realistis bahwa kita hidup di era yang berbeda. kita harus fair menempatkan gajahmada dengan keperkasaannya dan menghargai strateginya termasuk mengenai PERANG BUBAT.

saya bisa menerima kalo strategi menumpas ROMBONGAN TEMANTEN SUNDA hanyalah kebablasan penerjemahan perintah gajahmada oleh anak buahnya, sekaligus sebagai usaha sdr LKH, orang JAWA, untuk tetap membela gajahmada. Tapi, adalah subyektifitas yang SANGAT NISTA, sdr LKH menempatkan PRABU PUTRI sebagai WANITA SUNDA yang meminta KEHORMATANNYA untuk DINODAI (bahkan HARUS diulang dalam dua paragraf), meskipun dengan tokoh fiktif. saya minta sdr LKH harus bisa menjelaskan hasil risetnya yang mendukung dasar penulisan tersebut. sdr LKH tidak boleh merusak KEPERKASAAN dan HARGA DIRI dari PRABU PUTRI dan rombongannya dengan kenistaan seperti itu. siapapun WANITA SUNDA pasti merasa TERLECEHKAN. adat sunda (dulu) selalu menerapkan anak wanita dalam pingitan yang harus dijaga. memang mungkin juga PRABU PUTRI sudah punya kekasih, tapi dengan logika yang paling sederhana sekalipun sangat tidak mungkin menginginkan kehormatannya dinodai, apalagi dalam plot sdr LKH, SEKAR KEDATON sudah diangkat sebagai PRABU PUTRI. saya dengan sangat pendapat sdr AVID, http://yulian.firdaus.or.id/2006/12/23/gajahmada-4/#comment-84685 dan menganggap komentar sdr LKH http://yulian.firdaus.or.id/2006/12/23/gajahmada-4/#comment-85351 tidak cukup menjelaskan subyektifitasnya. 

atas "ketidaknyamanan" membaca novel tersebut, saya menginginkan sdr LKH memberi alamat yang jelas untuk saya bisa kembalikan novel yang terlanjut saya beli. kalo konsumen (pembaca) sebagai raja, maka sebagai raja saya menitah sdr LKH untuk merevisi novel tersebut, terutama pada bagian meminta KEHORMATAN untuk DINODAI tersebut

saya tunggu,

SAPITRI WULANDARI SUNARMA